Jumat, 27 Mei 2016
Minggu, 22 Mei 2016
Hikmah Sunah
Dari Abu Said Aln Khudri bahwasanya Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam melarang meniup minuman
(HR. Tirmidzi)
Kemarin, kebetulan ada orang nawarin mesin yang bisa menetralkan kadar asam air menjadi basa (menaikkan PH air).
Sistemnya kurang lebih samalah dengan kangen water.
Untuk ngetes juga gitu, digunakan cairan kimia yang bila diteteskan ke air biasa (yang PH-nya belum dinaikkan/air tidak sehat/masih banyak mengandung zat asam), airnya akan berubah kuning sedangkan bila diteteskan ke air yang PH 8 -10 (setelah diproses dengan alat itu) airnya jadi biru.
Karena sudah pernah lihat demo kangen water, saya jadi biasa saja pas lihat itu.
Tapi saya takjub saat orang yang promosi itu memberi sedotan, menyuruh saya tiup air yang sudah di test tadi.
Air yang tadinya kuning jadi tambah kuning, hampir orange, yang biru jadi kuning.
Maa syaa Allah... Itu karena hawa nafas yang mengeluarkan kadar asam dari dalam tubuh.
Ternyata bisa merusak minuman, walaupun tadinya itu air sehat.
Sampai melongo saat itu, bukan karena takjub sama demonya, tapi takjub yang luar biasa sama syariat Islam, sama aturan Rosulullah yang begitu luar biasa sempurnanya.
Tadinya saya cuma tahu kalau makanan/minuman tidak boleh ditiup karena Rosulullah melarang, mungkin supaya bakteri dari mulut tidak menyebar kesitu.
Ternyata...lebih dahsyat lagi.
Hawa tiupan dari mulut kita yang pasti mengandung zat asam, bisa merusak makanan / minuman tersebut, merubah basa menjadi asam yang bahaya bagi tubuh kita.
Apa yang terjadi jika minuman panas ditiup?
Bertemulah H20 dengan CO2.
Jadilah H2CO3.
H2CO3 merupakan senyawa asam karbonat (Carbonic Acid) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman (pH) di dalam darah.
Mengkonsumi makanan/minuman yang mengandung H2CO3 membuat keasaman dalam darah meningkat (asidosis).
Jika terus-terusan mengkonsumsi makanan/minuman yang mengandung H2CO3, maka kinerja ginjal pun jadi menurun atau bahkan tidak berfungsi normal akibat asidosis berat.
Karena itulah para dokter dan ahli kesehatan di abad modern merekomendasikan menunggu minuman/makanan panas menjd hangat...tanpa meniupnya
Masyaa Allah... 🙏
Ya Rabb... Allahu Akbar...
Begitu sempurnanya akhlak Rosulullah ﷺ begitu sempurnanya Islam
Semoga bermanfaat 😊💚
dari g+
Percakapan Hatim Al-Asham dengan Guru-nya
Percakapan Hatim Al-Asham dengan Guru-nya
Sahabat, masi ingat kaan kisah yang sering dikisahkan oleh para Ulama didaerah anda semua, Hatim Al-Asham (W: 237H). Ulama yang rela nama-nya dinisbatkan dengan sebutan “Asham/Tuna rungu” lantaran pura-pura tuli demi menutupi rasa malu perempuan yang kentut didepan-nya.
Demikian jika Alloh rabbunar rahman menjadikan kebaikan seseorang, bukan malah sebalik-nya justru kesalahan atau keburukan oranglain yang tak tampak malah diperlihatkan, dibeber beberkan ketetangga, atau teman. Na’udzubilLah min dzalik.
Dikisahkan suatu saat Syaqiq Al-Balkhi bertanya kepada muridnya, Hatim Al-Asham,
“Sejak sejak kapan engkau belajar bersamaku?”, tanya Syaqiq,
“Sejak tigapuluh tahun guruku”, jawab Hatim.
“Apakah yang engkau pelajari selama itu, wahai Hatim?”, tanya Syaqiq
“Delapan hal guruku”, jawab Hatim.
“Innalillah wa inna ilaihi raji’un, terbuang percuma sajalah umurku bersamamu”, Syaqiq pun kecewa.
“Guruku, aku tidak pelajari yang lain dan aku tidak ingin berdusta”, jawab Hatim,
“Uraikanlah kedelapan hal itu Hatim”, pinta Syaqiq
Kemudian Hatim Al-Asham pun menjelaskannya :
Pertama, :
Ketika aku memandangi makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat masing-masing mempunyai kekasih, dan ia ingin selalu bersama kekasihnya bahkan hingga ke dalam kuburnya.
Ketika kekasihnya telah ke kubur, ia merasa kecewa karena ia tidak dapat lagi bersamanya masuk ke dalam kubur dan berpisah dengannya.
Maka dari itu, aku ingin menjadikan perbuatan baik sebagai kekasihku, sebab jika aku masuk kubur, maka ia pun akan ikut bersamaku
“Benar sekali Hatim!”, ujar Syaqiq, “Apa yang kedua?”
Kedua, :
Ketika ada firman Alloh Swt,
“Dan
adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhan-nya dan menahan
diri dari keinginan hawa nafsu-nya, maka sesungguhnya syurgalah tempat
tinggal.” [QS. An Nazi’at :40-41]
Maka dari itu aku berusaha menolak hawa nafsu sehingga aku tetap taat kepada Alloh Swt,
Lanjtukan Hatim, anakku..
“Yang ketiga?” ujar Syaqiq
Ketiga, :
Aku memandangi makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat setiap makhluk memiliki benda, menghargainya, memandangnya bernilai, dan menjaganya. Kemudian ku perhatikan firman Alloh Swt,
“Apa yang di sisimu
akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Alloh adalah kekal, Dan
sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” [QS.
An Nahl :96]
Maka dari itu setiap kali aku mendapatkan
sesuatu yang berharga dan bernilai, ia pun kuhadapkan kepada Alloh
(kusedekahkan), agar kekal di sisi-Nya.
“Yang keempat?” ujar Syaqiq
Keempat, :
Ketika
kupandangi makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat masing-masing
orang selalu menaruh perhatian terhadap harta, kebangsawanan, kemuliaan,
dan keturunan. Lalu ketika kupandangi semua itu, tiba-tiba tampak tidak
ada apa-apanya. Kemudian kuperhatikan firman Alloh Swt,
"..Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat :13)
Maka dari itu aku pun bertaqwa kepada ALLAH, semoga aku menjadi mulia di sisiNya.
“Yang kelima?” ujar Syaqiq
Kelima, :
Ketika kupandangi makhluk yang ada di dunia ini, ternyata mereka suka saling menghina dan menggunjing satu sama lain. Penyebabnya adalah kedengkian, kemudian kuperhatikan firman Alloh Swt,
“Apakah mereka yang
membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka
penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan
sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” [QS. Az Zukhruf
:43:32]
Maka dari itu perasaan dengki pun kutinggalkan dan aku tahu bahwa pembagian rezeki itu dari Alloh Ta’ala.
“Yang keenam?” lanjut Syaqiq
Keenam, :
Ketika
kupandangi makhluk yang ada di duna ini, ternyata mereka suka berbuat
kedurhakaan dan berperang satu sama lain, akupun kembali kepada firman
Alloh Swt,
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, keranaa sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”
[QS. Fathir :6]
Maka dari itu kujadikan syetan sebagai musuhku satu-satunya dan akupun sangat berhati-hati kepadanya, kerana Alloh Ta’ala menyatakan syetan adalah musuhku.
Syaqiq melajutkan pertanyaannya : “Yang ketujuh?”
Ketujuh, :
Ketika kupandangi makhluk yang ada di dunia ini aku melihat masing-masing orang mencari sepotong dari dunia ini. Lalu ia menghinakan diri padanya dan memasuki sebagian-nya yang dilarang kemudian kuperhatikan firman Alloh Swt,
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
melainkan ALLAH lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat
berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya . Semuanya tertulis dalam
Kitab yang nyata .” [QS.Huud :6]
Maka dari itu
kukerjakan apa yang menjadi hak Alloh ta’ala pada diriku, dan
kutinggalkan apa yang menjadi hak Alloh ta’ala pada diriku,
Yang terakhir, :
Kupandangi
makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat masing-masing orang
menggantungkan diri pada makhluk lain. Yang satu pada benda yang
dicintainya, yang lain pada perniagaan-nya, perusahaan-nya, atau pada
kesehatan tubuh-nya. Masing-masing bergantung pada benda. Lalu aku
kembali pada firman Alloh Swt,
“..Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkannya. Sesungguh-nya Alloh melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguh-nya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”
[QS. Ath Thalaq :3]
Maka dari itu akupun bertawakkal kepada Alloh, ternyata Alloh mencukupi keperluanku.
“Hatim, semoga Alloh Swt,- melimpahkan karunia-Nya kepadamu”, ujar Syaqiq sang guru.
Sumber: Ihyaa Ulumud Dien, Juz: I Bab Keutamaan Ilmu
Sahabat, masi ingat kaan kisah yang sering dikisahkan oleh para Ulama didaerah anda semua, Hatim Al-Asham (W: 237H). Ulama yang rela nama-nya dinisbatkan dengan sebutan “Asham/Tuna rungu” lantaran pura-pura tuli demi menutupi rasa malu perempuan yang kentut didepan-nya.
Demikian jika Alloh rabbunar rahman menjadikan kebaikan seseorang, bukan malah sebalik-nya justru kesalahan atau keburukan oranglain yang tak tampak malah diperlihatkan, dibeber beberkan ketetangga, atau teman. Na’udzubilLah min dzalik.
Dikisahkan suatu saat Syaqiq Al-Balkhi bertanya kepada muridnya, Hatim Al-Asham,
“Sejak sejak kapan engkau belajar bersamaku?”, tanya Syaqiq,
“Sejak tigapuluh tahun guruku”, jawab Hatim.
“Apakah yang engkau pelajari selama itu, wahai Hatim?”, tanya Syaqiq
“Delapan hal guruku”, jawab Hatim.
“Innalillah wa inna ilaihi raji’un, terbuang percuma sajalah umurku bersamamu”, Syaqiq pun kecewa.
“Guruku, aku tidak pelajari yang lain dan aku tidak ingin berdusta”, jawab Hatim,
“Uraikanlah kedelapan hal itu Hatim”, pinta Syaqiq
Kemudian Hatim Al-Asham pun menjelaskannya :
Pertama, :
Ketika aku memandangi makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat masing-masing mempunyai kekasih, dan ia ingin selalu bersama kekasihnya bahkan hingga ke dalam kuburnya.
Ketika kekasihnya telah ke kubur, ia merasa kecewa karena ia tidak dapat lagi bersamanya masuk ke dalam kubur dan berpisah dengannya.
Maka dari itu, aku ingin menjadikan perbuatan baik sebagai kekasihku, sebab jika aku masuk kubur, maka ia pun akan ikut bersamaku
“Benar sekali Hatim!”, ujar Syaqiq, “Apa yang kedua?”
Kedua, :
Ketika ada firman Alloh Swt,
Lanjtukan Hatim, anakku..
“Yang ketiga?” ujar Syaqiq
Ketiga, :
Aku memandangi makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat setiap makhluk memiliki benda, menghargainya, memandangnya bernilai, dan menjaganya. Kemudian ku perhatikan firman Alloh Swt,
"..Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat :13)
Maka dari itu aku pun bertaqwa kepada ALLAH, semoga aku menjadi mulia di sisiNya.
“Yang kelima?” ujar Syaqiq
Kelima, :
Ketika kupandangi makhluk yang ada di dunia ini, ternyata mereka suka saling menghina dan menggunjing satu sama lain. Penyebabnya adalah kedengkian, kemudian kuperhatikan firman Alloh Swt,
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh, keranaa sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”
[QS. Fathir :6]
Maka dari itu kujadikan syetan sebagai musuhku satu-satunya dan akupun sangat berhati-hati kepadanya, kerana Alloh Ta’ala menyatakan syetan adalah musuhku.
Syaqiq melajutkan pertanyaannya : “Yang ketujuh?”
Ketujuh, :
Ketika kupandangi makhluk yang ada di dunia ini aku melihat masing-masing orang mencari sepotong dari dunia ini. Lalu ia menghinakan diri padanya dan memasuki sebagian-nya yang dilarang kemudian kuperhatikan firman Alloh Swt,
“..Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkannya. Sesungguh-nya Alloh melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguh-nya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”
[QS. Ath Thalaq :3]
Maka dari itu akupun bertawakkal kepada Alloh, ternyata Alloh mencukupi keperluanku.
“Hatim, semoga Alloh Swt,- melimpahkan karunia-Nya kepadamu”, ujar Syaqiq sang guru.
Sumber: Ihyaa Ulumud Dien, Juz: I Bab Keutamaan Ilmu
Sumber g+
Senin, 16 Mei 2016
Bahagia
Seorang Boss pemilik Bank yang kaya raya, suatu kali diajak oleh temannya ke Panti Asuhan.
Namun setelah acara selesai, hati sang Bankir bergumam:
"Kamu bohong, katanya kalau aku main kesini, hati pasti bahagia...."
Dengan langkah lesu, ia pun kembali ke mobilnya, tetapi tiba-tiba ada seorang anak perempuan kecil menghampirinya:
"Om mau pulang ya, Om boleh tidak Ana minta sesuatu?"
Sang Bankir tersenyum, ia seorang kaya, apa yg tidak bisa dibelinya, apalagi hanya untuk anak kecil ini.
"Memangnya kamu mau minta apa?"
"Om, Ana pengen manggil Ayah ke Om. Boleh kan?"
Sang Bankir kaget, tenggorokannya terasa tersumbat, ternyata bukan boneka atau uang yg diminta, hanya sebutan AYAH.
Tanpa terasa hatinya luluh dan dengan suara bergetar:
"Boleh, Ana boleh panggil Ayah ke Om"
"Terima kasih Ayah, kapan Ayah datang lagi?
Ana boleh minta satu lagi ke Ayah ??"
"Nanti Ayah atur waktu lagi.
Boleh Ana mau minta apa?"
"Ana minta, kalo Ayah datang lagi kesini, bawa foto Ayah ya, Ana mau simpan di kamar, jadi kalo Ana kangen sama Ayah, Ana bisa liat foto Ayah"
Dengan berlinang air mata, Bankir itupun segera memeluk Ana,
"Besok Ayah datang lagi bawa foto, dan Ayah akan sering kesini untuk ketemu Ana"
Hati Sang Bankir sangat bahagia, ya ia bahagia sekarang...
Ternyata Bahagia itu bukan saat kita memiliki segalanya, melainkan saat kita bisa mengasihi/memberi apa yang kita miliki untuk orang lain, meski itu hanya sebuah ungkapan Kasih sayang.
Kelebihan bukan digunakan untuk menyakiti orang lain karena kekayaan hanya bersifat sementara, kebahagiaan tidak bisa dibeli dgn uang.
Apa pun juga yang kita perbuat, perbuatlah dengan segenap hati seperti untuk Allah dan bukan untuk manusia.
Salam semangat....
Semoga Allah memberi Rahmat dan Maghfirah-Nya kepada kita semua.
Aamiin.
sumber g+
Namun setelah acara selesai, hati sang Bankir bergumam:
"Kamu bohong, katanya kalau aku main kesini, hati pasti bahagia...."
Dengan langkah lesu, ia pun kembali ke mobilnya, tetapi tiba-tiba ada seorang anak perempuan kecil menghampirinya:
"Om mau pulang ya, Om boleh tidak Ana minta sesuatu?"
Sang Bankir tersenyum, ia seorang kaya, apa yg tidak bisa dibelinya, apalagi hanya untuk anak kecil ini.
"Memangnya kamu mau minta apa?"
"Om, Ana pengen manggil Ayah ke Om. Boleh kan?"
Sang Bankir kaget, tenggorokannya terasa tersumbat, ternyata bukan boneka atau uang yg diminta, hanya sebutan AYAH.
Tanpa terasa hatinya luluh dan dengan suara bergetar:
"Boleh, Ana boleh panggil Ayah ke Om"
"Terima kasih Ayah, kapan Ayah datang lagi?
Ana boleh minta satu lagi ke Ayah ??"
"Nanti Ayah atur waktu lagi.
Boleh Ana mau minta apa?"
"Ana minta, kalo Ayah datang lagi kesini, bawa foto Ayah ya, Ana mau simpan di kamar, jadi kalo Ana kangen sama Ayah, Ana bisa liat foto Ayah"
Dengan berlinang air mata, Bankir itupun segera memeluk Ana,
"Besok Ayah datang lagi bawa foto, dan Ayah akan sering kesini untuk ketemu Ana"
Hati Sang Bankir sangat bahagia, ya ia bahagia sekarang...
Ternyata Bahagia itu bukan saat kita memiliki segalanya, melainkan saat kita bisa mengasihi/memberi apa yang kita miliki untuk orang lain, meski itu hanya sebuah ungkapan Kasih sayang.
Kelebihan bukan digunakan untuk menyakiti orang lain karena kekayaan hanya bersifat sementara, kebahagiaan tidak bisa dibeli dgn uang.
Apa pun juga yang kita perbuat, perbuatlah dengan segenap hati seperti untuk Allah dan bukan untuk manusia.
Salam semangat....
Semoga Allah memberi Rahmat dan Maghfirah-Nya kepada kita semua.
Aamiin.
sumber g+
Kamis, 12 Mei 2016
Minggu, 08 Mei 2016
14 AZAB MENINGGALKAN SHOLAT 5 WAKTU.
Berikut ini adalah Beberapa Azab yang akan di timpakan bagi orang yang meninggalkan sholat 5 waktu :
5 AZAB YANG DITIMPAKAN DI DUNIA.
1. Akan dicabut keberkahan umurnya
2. Ciri-ciri ke shalehannya akan di cabut dari wajahnya
3. Setiap amal yang dilakukannya tidak akan di beri pahala oleh Allah SWT.
4. Doanya tidak akan diangkat ke langit
5. Tidak mendapat bagian dari do’a-do’anya orang yang shaleh
(Tidak akan dapat bagian dari percikan doa- doanya
para Sholihin).
3 AZAB KETIKA AKAN MATI.
1. Ia akan mati dalam keadaan hina (su’ul khotimah)
2. Ia akan mati dalam keadaan lapar
3. Ia akan mati dalam keadaan haus, walaupun di beri air minum tidak akan menghilangkan rasa hausnya (walau dituangkan air tawar laksana lautan ia akan tetap haus.)Nauzubila h minzaliik
3 AZAB DI DALAM KUBUR.
1. Kubur akan menjepitnya hingga tulang rusuknya bersilangan
2. Akan dinyalakan api didalam kuburnya, dan ia akan bergulingan diatasnya siang dan malam
3. Allah akan memasukan ular dalam kuburnya. Ular itu yang bernama Sijaul Aqra dan ular itu akan memukulnya sampai hari Qiamat dan setiap pukulan Ular itu, ia akan ditenggelamkan ke dalam kuburnya 70 hasta.
3 AZAB KETIKA HARI KIAMAT.
1. Hisabnya sangat keras
2. Allah akan memarahinya
3. Masuk kedalam neraka jahanam
MARI KITA SHOLAT, MARI KITA MENUJU KEMENANGAN..!!
AJAKLAH KELUARGAMU UNTUK MENDIRIKAN SHOLAT BERJAMAAH.
“Jagalah diri dan keluargamu dari api neraka, sesungguhnya bahan bakarnya dari manusia dan batu”
Share / Bagikan jika Menurut Anda Ini Bermanfaat.
G+
5 AZAB YANG DITIMPAKAN DI DUNIA.
1. Akan dicabut keberkahan umurnya
2. Ciri-ciri ke shalehannya akan di cabut dari wajahnya
3. Setiap amal yang dilakukannya tidak akan di beri pahala oleh Allah SWT.
4. Doanya tidak akan diangkat ke langit
5. Tidak mendapat bagian dari do’a-do’anya orang yang shaleh
(Tidak akan dapat bagian dari percikan doa- doanya
para Sholihin).
3 AZAB KETIKA AKAN MATI.
1. Ia akan mati dalam keadaan hina (su’ul khotimah)
2. Ia akan mati dalam keadaan lapar
3. Ia akan mati dalam keadaan haus, walaupun di beri air minum tidak akan menghilangkan rasa hausnya (walau dituangkan air tawar laksana lautan ia akan tetap haus.)Nauzubila h minzaliik
3 AZAB DI DALAM KUBUR.
1. Kubur akan menjepitnya hingga tulang rusuknya bersilangan
2. Akan dinyalakan api didalam kuburnya, dan ia akan bergulingan diatasnya siang dan malam
3. Allah akan memasukan ular dalam kuburnya. Ular itu yang bernama Sijaul Aqra dan ular itu akan memukulnya sampai hari Qiamat dan setiap pukulan Ular itu, ia akan ditenggelamkan ke dalam kuburnya 70 hasta.
3 AZAB KETIKA HARI KIAMAT.
1. Hisabnya sangat keras
2. Allah akan memarahinya
3. Masuk kedalam neraka jahanam
MARI KITA SHOLAT, MARI KITA MENUJU KEMENANGAN..!!
AJAKLAH KELUARGAMU UNTUK MENDIRIKAN SHOLAT BERJAMAAH.
“Jagalah diri dan keluargamu dari api neraka, sesungguhnya bahan bakarnya dari manusia dan batu”
Share / Bagikan jika Menurut Anda Ini Bermanfaat.
G+
7 WASIAT PEMBERSIH HATI
Berikut ini ada tujuh nasehat indah dari para ulama agar kita terhindar
dari sifat sombong, suka meremehkan orang lain, dan sifat ujub, bangga
diri serta merasa lebih baik dari orang lain.
1. Apabila kita berjumpa anak-anak, kita katakan dalam diri kita, anak ini lebih mulia dari saya karena ia belum dibebani dosa.
2. Apabila kita berjumpa orang yang usianya lebih muda dari kita, kita katakan dalam diri kita, orang ini lebih mulia dari saya karena tentu dosanya lebih sedikit dari saya.
3. Apabila kita berjumpa orang yang usianya lebih tua dari kita, kita katakan dalam diri kita, orang ini lebih mulia dari saya karena telah beribadah kepada Allah lebih lama dari saya.
4. Apabila kita berjumpa orang jahil, kita katakan dalam diri kita, orang ini lebih mulia dari saya karena ia berbuat dosa atas dasar kejahilan dan ketidakmengertiannya, sedangkan saya berbuat dosa dalam keadaan memiliki ilmu dan mengerti.
5. Apabila kita berjumpa orang alim, kita katakan dalam diri kita, orang ini lebih mulia dari saya karena didalam dadanya penuh ilmu.
6. Apabila kita berjumpa orang jahat, janganlah kita merasa lebih mulia darinya, akan tetapi kita katakan dalam diri kita, boleh jadi orang ini akan bertaubat di kemudian hari sehingga menjadi orang yang baik, sedangkan saya belum tahu bagaimana akhir kehidupan saya nanti.
7. Apabila kita bertemu orang kafir, kita katakan dalam diri kita, belum tentu orang ini kafir selamanya, boleh jadi ia mendapat hidayah dan kemudian masuk Islam.
Demikianlah tujuh nasehat indah dari para ulama, semoga Allah hindarkan kita dari sifat sombong, suka meremehkan orang lain, dan sifat ujub, bangga diri serta merasa lebih baik dari orang lain, aamiin.
Semoga bermanfaat
Sumber G+
1. Apabila kita berjumpa anak-anak, kita katakan dalam diri kita, anak ini lebih mulia dari saya karena ia belum dibebani dosa.
2. Apabila kita berjumpa orang yang usianya lebih muda dari kita, kita katakan dalam diri kita, orang ini lebih mulia dari saya karena tentu dosanya lebih sedikit dari saya.
3. Apabila kita berjumpa orang yang usianya lebih tua dari kita, kita katakan dalam diri kita, orang ini lebih mulia dari saya karena telah beribadah kepada Allah lebih lama dari saya.
4. Apabila kita berjumpa orang jahil, kita katakan dalam diri kita, orang ini lebih mulia dari saya karena ia berbuat dosa atas dasar kejahilan dan ketidakmengertiannya, sedangkan saya berbuat dosa dalam keadaan memiliki ilmu dan mengerti.
5. Apabila kita berjumpa orang alim, kita katakan dalam diri kita, orang ini lebih mulia dari saya karena didalam dadanya penuh ilmu.
6. Apabila kita berjumpa orang jahat, janganlah kita merasa lebih mulia darinya, akan tetapi kita katakan dalam diri kita, boleh jadi orang ini akan bertaubat di kemudian hari sehingga menjadi orang yang baik, sedangkan saya belum tahu bagaimana akhir kehidupan saya nanti.
7. Apabila kita bertemu orang kafir, kita katakan dalam diri kita, belum tentu orang ini kafir selamanya, boleh jadi ia mendapat hidayah dan kemudian masuk Islam.
Demikianlah tujuh nasehat indah dari para ulama, semoga Allah hindarkan kita dari sifat sombong, suka meremehkan orang lain, dan sifat ujub, bangga diri serta merasa lebih baik dari orang lain, aamiin.
Semoga bermanfaat
Sumber G+
satrio basyari
Langganan:
Postingan (Atom)
Home Again
Bismillah Waktunya pulang.. Alhamdulillah
-
MANUSIA KEPENGEN KALAU BISA Setelah lepas dari sekedar jadi pedagang Dan punya rumah toko Manusia kepingin Televisi,kulkas dan Honda bebek...
-
Aku udah punya bidadari pertama. Aku butuh bidadari kedua. Dimana dirimu bidadariku. Aku mencarimu. Merindumu.