Minggu, 13 Desember 2015

Selasa, 01 Desember 2015

Ide-Ide Sedekah di Bulan Ramadhan

http://colehidayat.blogspot.co.id/2014/06/ide-ide-sedekah-di-bulan-ramadhan.html

Ide-Ide Sedekah di Bulan Ramadhan

Bismillaahir Rahmaanir Rahiim

Sebenarnya tulisan ini hasil BBM teman saya yang saya posting. Karena menurut saya isinya sangat menarik untuk dibaca serta diamalkan di bulan yang penuh berkah ini.

  1. Belilah beberapa buah sandal jepit plastik atau bakiak kayu, letakkan di sekitar masjid agar para jama'ah dapat menggunakannya saat akan berwudhu. Dan akan menikmati pahala dari setiap orang yang memakainya.
  2. Sisihkanlah dari hasil upah jerih payahmu sedikit untuk disumbangkan untuk berbuka bersama anak yatim, dhuafa, para penghuni panti jompo, penjara atau saudara yang terabaikan.
  3. Letakkanlah di kamarmu sebuah kotak, dimana setiap kali kamu merasa melakukan dosa, masukkan uang receh 3-5 ribu ke dalamnya, jika sudah genap satu bulan, buka kotak itu dan bersedekahlah dengan uang tersebut. Lakukanlah ini setiap bulannya.
  4. Letakkan meja kecil di depan pagar rumah atau di pinggir jalan yang biasa orang berlalu lalang, letakkan diatasnya air mineral dan kue-kue untuk berbuka. Beri tulisan "Silahkan ambil gratis".
  5. Jika ada waktu luang, ajak anak-anak, adik, kakak, dan teman-teman membagikan kurma dan air mineral di pinggir jalan raya. Berikan kepada penumpang angkot yang mungkin tidak sempat berbuka di rumah.
  6. Mumpung bulan puasa, belilah mushaf (Al-Qur'an) letakkan di salah satu masjid agar orang yang bertadarus dapat menggunakannya. Bayangkan berapa pahala yang akan kamu dapat pada setiap huruf yang mereka mau membacanya.
  7. Jangan biarkan kamu tertidur, melainkan telah kau ampuni setiap orang yang telah berbuat buruk kepadamu (menggibahi, mengadu domba dan mendzalimimu)
Semoga bermanfaat dan semoga kita semua dapat mengamalkannya. Amin

me

Alhamdulillah,
setelah menunggu akhirnya sudah ada keputusan.
smoga ini keputusan yg terbaik buat semua.
:-)

mari memperbaiki diri sendiri.

LURUSKAN NIAT,
Benahi diri, Benahi Hati,
Perbaiki yang wajib, Maksimalkan yang Sunnah,
Berusaha Duniawi,
dan YAKIN + YAKIN + YAKIN !!!

Yakin apa ?
Yakin Doa dan Hajat kita bakal di ijabah Oleh Alloh SWT.

Panduan Riyadhoh (Melatih diri) Untuk lebih mengenal Allah

Sumber : https://marjanhati.wordpress.com/2012/02/16/panduan-riyadhoh-melatih-diri-untuk-lebih-mengenal-allah/
Bagi yang punya masalah; baik masalahnya hutang belum lunas2, belum punya jodoh atau anak, masalah rumah tangga, pekerjaan dan lain sebagainya. Mari kita sama2 be-riyadhoh (melatih) diri kita untuk lebih mengenal Allah.
“Sesiapa yang berjalan menuju Allah, Allah akan berlari menuju dia. Siapa yang berlari menuju Allah, maka Allah akan melompat kepadanya”.


Inilah panduan riyadhohnya :

  • Jaga Shalat Tahajjud 8 Rakaat + Witir 3 Rakaat.
  • Jaga Shalat Shubuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. (Khusus soal shalat, terkandung di dalamnya menjaga berjamaah, di masjid, lengkap dg qabliyah dan ba’diyahnya. Juga Sunnah Tahiyyatul Masjid, sbg tanda kita dtg sebelom wktnya azan/pra-ontime).
  • Jaga Waaqi’ah sesudah shubuh atau sesudah ashar (boleh pilih).
  • Jaga Shalat dhuha 6 Rakaat. Yang kuat, 12 rakaat.
  • Baca zikir usai shalat, plus yaa fattaah yaa rozzaaq 11x, plus ayat kursi, plus qulhu 3x. Ini setiap usai shalat.
  • Khusus usai shalat shubuh dan ashar, ditambah 4 ayat terakhir surah al Hasyr.
  • Jaga setiap hari membaca 300x laa hawla walaa quwwata illaa billaah. Boleh 100x. Dan boleh dibagi-bagi di 5 waktu shalat.
  • Jaga setiap hari baca Istighfar 100x.
  • Jaga setiap hari baca subhaanallaahi wabihamdihi subhaanallaahil ‘adzhiem 100x pagi dan 100x sore. (Boleh habis dhuha dan habis ashar/jelang maghrib).
  • Jaga setiap hari baca Yaasiin (bebas waktunya kapan saja, yg penting 1hr 1x).
  • Tutup malam dg shalat sunnah 2 rakaat; baca Qulyaa di rakaat pertama, Qulhu di rakaat kedua. Setelahnya baca salah satu dari as-Sajdah, Tabaarok, atau ar-Rohmaan.

Jaga ini selama 40 hari.Berjuang ya. Terutama shalat tepat waktu, di masjid, plus qabliyah ba’diyahnya. Barengi dengan Puasa Daud supaya enteng.
Semoga Allah menyegarkan badan kita semua, menyehatkan kita semua. Yah, dihitung-hitung daripada lembur ga keruan, kerja rodi ga keruan dlm mencari rizki, dan daripada berobat ke rumah sakit. Mending ngelakuin riyadhah dah. Ampuh banget-banget. Kepada Allah dan untuk Allah kita lurusin niat kita ya. Amin.

Kamis, 26 November 2015

Nice

Hidup itu Pilihan




and finally

:-)

 



xx

Arif Jepang

“ Goblok kamu ya…” Kata Suamiku sambil melemparkan buku lapor sekolah Doni. Kulihat suamiku berdiri dari tempat duduknya dan kemudian dia menarik kuping Doni dengan keras. Doni meringis. Tak berapa lama Suamiku pergi kekamar dan keluar kembali membawa penepuk nyamuk. Dengan garang suamiku memukul Doni berkali kali dengan penepuk nyamuk itu. Penepuk nyamuk itu diarahkan kekaki, kemudian ke punggung dan terus , terus. Doni menangis “ Ampun, ayah ..ampun ayah..” Katanya dengan suara terisak isak. Wajahnya memancarkan rasa takut. Dia tidak meraung. Doni ku tegar dengan siksaan itu. Tapi matanya memandangku. Dia membutuhkan perlindunganku. Tapi aku tak sanggup karena aku tahu betul sifat suamiku.
“Lihat adik adikmu. Mereka semua pintar pintar sekolah. Mereka rajin belajar. Ini kamu anak tertua malah malas dan tolol Mau jadi apa kamu nanti ?. Mau jadi beban adik adik kamu ya…he “ Kata suamiku dengan suara terengah engah kelelahan memukul Doni. Suamiku terduduk dikorsi. Matanya kosong memandang kearah Doni dan kemudian melirik kearah ku “ Kamu ajarin dia. Aku tidak mau lagi lihat lapor sekolahnya buruk. Dengar itu. “ Kata suamiku kepadaku sambil berdiri dan masuk kekamar tidur.
Kupeluk Doni. Matanya memudar. Aku tahu dengan nilai lapor buruk dan tidak naik kelas saja dia sudah malu apalagi di maki maki dan dimarahi didepan adik adiknya. Dia malu sebagai anak tertua. Kembali matanya memandangku. Kulihat dia butuh dukunganku. Kupeluk Doni dengan erat “ Anak bunda, tidak tolol. Anak bunda pintar kok. Besok ya rajin ya belajarnya”
“ Doni udah belajar sungguh sungguh, bunda, Bunda kan lihat sendiri. Tapi Doni memang engga pintar seperti Ruli dan Rini. Kenapa ya Bunda” Wajah lugunya membuatku terenyuh.. Aku menangis “ Doni, pintar kok. Doni kan anak ayah. Ayah Doni pintar tentu Doni juga pintar. “
“ Doni bukan anak ayah.” Katanya dengan mata tertunduk “ Doni telah mengecewakan Ayah, ya bunda “
Malamnya , adiknya Ruli yang sekamar dengannya membangunkan kami karena ketakutan melihat Doni menggigau terus. Aku dan suamiku berhamburan kekamar Doni. Kurasakan badannya panas.Kupeluk Doni dengan sekuat jiwaku untuk menenangkannya. Matanya melotot kearah kosong. Kurasakan badannya panas. Segera kukompres kepalanya dan suamiku segera menghubungi dokter keluarga. Doni tak lepas dari pelukanku “ Anak bunda, buah hati bunda, kenapa sayang. Ini bunda,..” Kataku sambil terus membelai kepalanya. Tak berapa lama matanya mulai redup dan terkulai. Dia mulai sadar. Doni membalas pelukanku. ‘ Bunda, temani Doni tidur ya." Katanya sayup sayup. Suamiku hanya menghelap nafas. Aku tahu suamiku merasa bersalah karena kejadian siang tadi.
Doni adalah putra tertua kami. Dia lahir memang ketika keadaan keluarga kami sadang sulit. Suamiku ketika itu masih kuliah dan bekerja serabutan untuk membiayai kuliah dan rumah tangga. Ketika itulah aku hamil Doni. Mungkin karena kurang gizi selama kehamilan tidak membuat janinku tumbuh dengan sempurna. Kemudian , ketika Doni lahir kehidupan kami masih sangat sederhana. Masa balita Doni pun tidak sebaik anak anak lain. Diapun kurang gizi. Tapi ketika usianya dua tahun, kehidupan kami mulai membaik seiring usainya kuliah suamiku dan mendapatkan karir yang bagus di BUMN. Setelah itu aku kembali hamil dan Ruli lahir., juga laki laki dan dua tahu setelah itu, Rini lahir, adik perempuannya. Kedua putra putriku yang lahir setelah Doni mendapatkan lingkungan yang baik dan gizi yang baik pula. Makanya mereka disekolah pintar pintar. Makanya aku tahu betul bahwa kemajuan generasi ditentukan oleh ketersediaan gixi yang cukup dan lingkungan yang baik.
Tapi keadaan ini tidak pernah mau diterima oleh Suamiku. Dia punya standard yang tinggi terhadap anak anaknya. Dia ingin semua anaknya seperti dia. Pintar dan cerdas. “ Masalah Doni bukannya dia tolol, Tapi dia malas. Itu saja. “ Kata suamiku berkali kali. Seakan dia ingin menepis tesis tentang ketersediaan gizi sebagai pendukung anak jadi cerdas. “ Aku ini dari keluarga miskin. Manapula aku ada gizi cukup. Mana pula orang tuaku ngerti soal gixi. Tapi nyatanya aku berhasil. “ Aku tak bisa berkata banyak untuk mempertahankan tesisku itu.
Seminggu setelah itu, suamiku memutuskan untuk mengirim Doni kepesantren. AKu tersentak.
“ Apa alasan Mas mengirim Doni ke Pondok Pesantren “
“ Biar dia bisa dididik dengan benar”
“ Apakah dirumah dia tidak mendapatkan itu”
“ Ini sudah keputusanku, Titik.
“ tapi kenapa , Mas” AKu berusaha ingin tahu alasan dibalik itu.
Suamiku hanya diam. Aku tahu alasannya.Dia tidak ingin ada pengaruh buruk kepada kedua putra putri kami. Dia malu dengan tidak naik kelasnya Doni. Suamiku ingin memisahkan Doni dari adik adiknya agar jelas mana yang bisa diandalkannya dan mana yang harus dibuangnya. Mungkinkah itu alasannya. Bagaimanapun , bagiku Doni akan tetap putraku dan aku akan selalu ada untuknya. Aku tak berdaya. Suamiku terlalu pintar bila diajak berdebat.
Ketika Doni mengetahui dia akan dikirim ke Pondok Pesantren, dia memandangku. Dia nanpak bingung. Dia terlalu dekat denganku dan tak ingin berpisah dariku.
Dia peluk aku “ Doni engga mau jauh jauh dari bunda” Katanya.
Tapi seketika itu juga suamiku membentaknya “ Kamu ini laki laki. TIdak boleh cengeng. Tidak boleh hidup dibawah ketika ibumu. Ngerti. Kamu harus ikut kata Ayah. Besok Ayah akan urus kepindahan kamu ke Pondok Pesantren. “
Setelah Doni berada di Pondok Pesantren setiap hari aku merindukan buah hatiku. Tapi suamiku nampak tidak peduli. “ Kamu tidak boleh mengunjunginya di pondok. Dia harus diajarkan mandiri. Tunggu saja kalau liburan dia akan pulang” Kata suamiku tegas seakan membaca kerinduanku untuk mengunjungi Doni.
Tak terasa Doni kini sudah kelas 3 Madrasa Aliyah atau setingkat SMU. Ruli kelas 1 SMU dan Rini kelas 2 SLP. Suamiku tidak pernah bertanya soal Raport sekolahnya. Tapi aku tahu raport sekolahnya tak begitu bagus tapi juga tidak begitu buruk. Bila liburan Doni pulang kerumah, Doni lebih banyak diam. Dia makan tak pernah berlebihan dan tak pernah bersuara selagi makan sementara adiknya bercerita banyak soal disekolah dan suamiku menanggapi dengan tangkas untuk mencerahkan. Walau dia satu kamar dengan adiknya namun kamar itu selalu dibersihkannya setelah bangun tidur. Tengah malam dia bangun dan sholat tahajud dan berzikir sampai sholat subuh.
Ku purhatikan tahun demi tahu perubahan Doni setelah mondok. Dia berubah dan berbeda dengan adik adiknya. Dia sangat mandiri dan hemat berbicara. Setiap hendak pergi keluar rumah, dia selalu mencium tanganku dan setelah itu memelukku. Beda sekali dengan adik adiknya yang serba cuek dengan gaya hidup modern didikan suamiku.
Setamat Madrasa Aliyah, Doni kembali tinggal dirumah. Suamiku tidak menyuruhnya melanjutkan ke Universitas. “ Nilai rapor dan kemampuannya tak bisa masuk universitas. Sudahlah. Aku tidak bisa mikir soal masa depan dia. Kalau dipaksa juga masuk universitas akan menambah beban mentalnya. “ Demikian alasan suamiku. Aku dapat memaklumi itu. Namun suamiku tak pernah berpikir apa yang harus diperbuat Doni setelah lulus dari pondok. Donipun tidak pernah bertanya. Dia hanya menanti dengan sabar.
Selama setahun setelah Doni tamat dari mondok, waktunya lebih banyak di habiskan di Masjid. Dia terpilih sebagai ketua Remaja Islam Masjid. Doni tidak memilih Masjid yang berada di komplek kami tapi dia memilih masjid diperkampungan yang berada dibelakang komplek. Mungkin karena inilah suamiku semakin kesal dengan Doni karena dia bergaul dengan orang kebanyakan. Suamiku sangat menjaga reputasinya dan tak ingin sedikitpun tercemar. Mungkin karena dia malu dengan cemoohan dari tetangga maka dia kadang marah tanpa alasan yang jelas kepada Doni. Tapi Doni tetap diam. Tak sedikitpun dia membela diri.
Suatu hari yang tak pernah kulupakan adalah ketika polisi datang kerumahku. Polisi mencurigai Doni dan teman temannya mencuri di rumah yang ada di komplek kami. Aku tersentak. Benarkah itu. Doni sujud dikaki ku sambil berkata “ Doni tidak mencuri , Bunda. TIdak, Bunda percayakan dengan Doni. Kami memang sering menghabiskan malam di masjid tapi tidak pernah keluar untuk mencuri.” Aku meraung ketika Doni dibawa kekantor polisi. Suamiku dengan segala daya dan upaya membela Doni. Alhamdulilah Doni dan teman temannya terbebaskan dari tuntutan itu. Karena memang tidak ada bukti sama sekali. Mungkin ini akibat kekesalan penghuni komplek oleh ulah Doni dan kawan kawan yang selalu berzikir dimalam hari dan menggangu ketenangan tidur.
Tapi akibat kejadian itu , suamiku mengusir Doni dari rumah. Doni tidak protes. Dia hanya diam dan menerima keputusan itu. Sebelum pergi dia rangkul aku” Bunda , Maafkanku. Doni belum bisa berbuat apapun untuk membahagiakan bunda dan Ayah. Maafkan Doni “ Pesanya. Diapun memandang adiknya satu satu. Dia peluk mereka satu persatu “ Jaga bunda ya. Mulailah sholat dan jangan tinggalkan sholat. Kalian sudah besar .” demikian pesan Doni. Suamiku nampak tegar dengan sikapnya untuk mengusir DOni dari rumah.
“ Mas, Dimana Doni akan tinggal. “ Kataku dengan batas kekuatan terakhirku membela Doni.
“ Itu bukan urusanku. Dia sudah dewasa. Dia harus belajar bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri.
***
Tak terasa sudah enam tahun Doni pergi dari Rumah. Setiap bulan dia selalu mengirim surat kepadaku. Dari suratnya kutahu Doni berpindah pindah kota. Pernah di Bandung, Jakarta, Surabaya dan tiga tahun lalu dia berangkat ke Luar negeri. Bila membayangkan masa kanak kanaknya kadang aku menangis. Aku merindukan putra sulungku. Setiap hari kami menikmati fasilitas hidup yang berkecukupan. Ruli kuliah dengan kendaraan bagus dan ATM yang berisi penuh. Rinipun sama. Karir suamiku semakin tinggi. Lingkungan social kami semakin berkelas. Tapi, satu putra kami pergi dari kami. Entah bagaimana kehidupannya. Apakah dia lapar. Apakah dia kebasahan ketika hujan karena tidak ada tempat bernaung. Namun dari surat Doni , aku tahu dia baik baik saja. Dia selalu menitipkan pesan kepada kami, “ Jangan tinggalkan sholat. Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita siang dan malam. “
***
Prahara datang kepada keluarga kami. Suamiku tersangkut kasus Korupsi. Selama proses pemeriksaan itu suamiku tidak dibenarkan masuk kantor. Dia dinonaktifkan. Selama proses itupula suamiku nampak murung. Kesehatannya mulai terganggu. Suamiku mengidap hipertensii. Dan puncaknya , adalah ketika Polisi menjemput suamiku di rumah. Suamiku terbukti melakukan tindak pidana korupsi. Rumah dan semua harta yang selama ini dikumpulkan disita oleh negara. Media maassa memberitakan itu setiap hari. Reputasi yang selalu dijaga oleh suamiku selama ini ternyata dengan mudah hancur berkeping keping. Harta yang dikumpul, sirna seketika. Kami sekeluarga menjadi pesakitan. Ruli malas untuk terus keliah karena malu dengan teman temannya. Rini juga sama yang tak ingin terus kuliah.
Kini suamiku dipenjara dan anak anak jadi bebanku dirumah kontrakan. Ya walau mereka sudah dewasa namun mereka menjadi bebanku. Mereka tak mampu untuk menolongku. Baru kutahu bahwa selama ini kemanjaan yang diberikan oleh suamiku telah membuat mereka lemah untuk survival dengan segala kekurangan. Maka jadilah mereka bebanku ditengah prahara kehidupan kami. Pada saat inilah aku sangat merindukan putra sulungku. Ditengah aku sangat merindukan itulah aku melihat sosok pria gagah berdiri didepan pintu rumah.
Doniku ada didepanku dengan senyuman khasnya. Dia menghambur kedalam pelukanku. “ Maafkan aku bunda, Aku baru sempat datang sekarang sejak aku mendapat surat dari bunda tentang keadaan ayah. “ katanya. Dari wajahnya kutahu dia sangat merindukanku. Rini dan Ruli juga segera memeluk Doni. Mereka juga merindukan kakaknya. Hari itu, kami berempat saling berpelukan untuk meyakinkan kami akan selalu bersama sama.
Kehadiran Doni dirumah telah membuat suasana menjadi lain. Dengan bekal tabungannya selama bekerja diluar negeri, Doni membuka usaha percetakan dan reklame. Aku tahu betul sedari kecil dia suka sekali menggambar namun hobi ini selalu di cemoohkan oleh ayahnya. Doni mengambil alih peran ayahnya untuk melindungi kami. Tak lebih setahu setelah itu, Ruli kembali kuliah dan tak pernah meninggalkan sholat dan juga Rini. Setiap maghrib dan subuh Doni menjadi imam kami sholat berjamaah dirumah. Seusai sholat berjaman Doni tak lupa duduk bersilah dihadapan kami dan berbicara dengan bahasa yang sangat halus , beda sekali dengan gaya ayahnya
“ Manusia tidak dituntut untuk terhormat dihadapan manusia tapi dihadapan Allah. Harta dunia, pangkat dan jabatan tidak bisa dijadikan tolok ukur kehormatan. Kita harus berjalan dengan cara yang benar dan itulah kunci meraih kebahagiaan dunia maupun akhirat. Itulah yang harus kita perjuangkan dalam hidup agar mendapatkan kemuliaan disisi Allah. . Dekatlah kepada Allah maka Allah akan menjaga kita. Apakah ada yang lebih hebat menjaga kita didunia ini dibandingkan dengan Allah. “
“ Apa yang menimpa keluarga kita sekarang bukanlan azab dari Allah. Ini karena Allah cinta kepada Ayah. Allah cinta kepada kita semua karena kita semua punya peran hingga membuat ayah terpuruk dalam perbuatan dosa sebagai koruptor. Allah sedang berdialogh dengan kita tentang sabar dan ikhlas, tentang hakikat kehidupan, tentang hakikat kehormatan. Kita harus mengambil hikmah dari ini semua untuk kembali kepada Allah dalam sesal dan taubat. Agar bila besok ajal menjemput kita, tak ada lagi yang harus disesalkan, Karna kita sudah sangat siap untuk pulang keharibaan Allah dengan bersih. “
Seusai Doni berbicara , aku selalu menangis. Doni yang tidak pintar sekolah, tapi Allah mengajarinya untuk mengetahui rahasia terdalam tentang kehidupan dan dia mendapatkan itu untuk menjadi pelindung kami dan menuntun kami dalam taubah. Ini jugalah yang mempengaruhi sikap suamiku dipenjara. Kesehatannya membaik. Darah tingginya tak lagi sering naik. Dia ikhlas dan sabar , dan tentu karena dia semakin dekat kepada Allah. Tak pernah tinggal sholat sekalipun. Zikir dan linangan airmata sesal akan dosanya telah membuat jiwanya tentram. Mahasuci Allah , terimakasih anakku...


Just Share dari FB Temen

Sendal Jepit Istriku

Irma Raoef
Sendal Jepit Istriku
Selera makanku mendadak punah. Hanya ada rasa kesal dan jengkel yang memenuhi kepala ini. Duh, betapa tidak gemas, dalam keadaan lapar memuncak seperti ini, makanan yang tersedia tak ada yang memuaskan lidah. Sayur sop rasanya manis bak kolak pisang, sedang perkedelnya asin tak ketulungan.
“Bunda… Bunda, kapan kamu dapat memasak dengan benar? Selalu saja, kalau tak keasinan, kemanisan, kalau tak keaseman, ya kepedesan!” Ya, aku tak bisa menahan emosi untuk tak menggerutu.
“Sabar Bi, Rasulullah juga sabar terhadap masakan Aisyah dan Khodijah. Katanya mau kayak Rasul? Ucap isteriku kalem.
“Iya. Tapi Abi kan manusia biasa. Abi belum bisa sabar seperti Rasul. Abi tak tahan kalau makan terus menerus seperti ini!” Jawabku masih dengan nada tinggi.
Mendengar ucapanku yang bernada emosi, kulihat isteriku menundukkan kepala dalam-dalam. Kalau sudah begitu, aku yakin pasti air matanya merebak.
***
Sepekan sudah aku ke luar kota. Dan tentu, ketika pulang benak ini penuh dengan jumput-jumput harapan untuk menemukan baiti jannati di rumahku.
Namun apa yang terjadi? Ternyata kenyataan tak sesuai dengan apa yang kuimpikan. Sesampainya di rumah, kepalaku malah mumet tujuh keliling. Bayangkan saja, rumah kontrakanku tak ubahnya laksana kapal pecah.
Pakaian bersih yang belum disetrika menggunung di sana sini. Piring-piring kotor berpesta-pora di dapur, dan cucian, wouw! berember-ember. Ditambah lagi aroma bau busuknya yang menyengat, karena berhari-hari direndam dengan deterjen tapi tak juga dicuci.
Melihat keadaan seperti ini aku cuma bisa beristigfar sambil mengurut dada.
“Bunda… Bunda, bagaimana Abi tak selalu kesal kalau keadaan terus menerus begini?” ucapku sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Bunda… isteri sholihah itu tak hanya pandai ngisi pengajian, tapi dia juga harus pandai dalam mengatur tetek bengek urusan rumah tangga. Harus bisa masak, nyetrika, nyuci, jahit baju, beresin rumah?”
Belum sempat kata-kataku habis sudah terdengar ledakan tangis isteriku yang kelihatan begitu pilu. “Ah… wanita gampang sekali untuk menangis,” batinku.
“Sudah diam Mi, tak boleh cengeng. Katanya mau jadi isteri shalihah? Isteri shalihah itu tidak cengeng,” bujukku hati-hati setelah melihat air matanya menganak sungai.
“Gimana nggak nangis! Baru juga pulang sudah ngomel-ngomel terus. Rumah ini berantakan karena memang Bunda tak bisa mengerjakan apa-apa. Jangankan untuk kerja, jalan saja susah. Bunda kan muntah-muntah terus, ini badan rasanya tak bertenaga sama sekali,” ucap isteriku diselingi isak tangis. “Abi nggak ngerasain sih bagaimana maboknya orang yang hamil muda…” Ucap isteriku lagi, sementara air matanya kulihat tetap merebak.
Hamil muda?!?!
***
Bi…, siang nanti antar Bunda ngaji ya…?” pinta isteriku.
“Aduh, Mi… Abi kan sibuk sekali hari ini. Berangkat sendiri saja ya?” ucapku.
“Ya sudah, kalau Abi sibuk, Bunda naik bis umum saja, mudah-mudahan nggak pingsan di jalan,” jawab isteriku.
“Lho, kok bilang gitu…?” selaku.
“Iya, dalam kondisi muntah-muntah seperti ini kepala Bunda gampang pusing kalau mencium bau bensin. Apalagi ditambah berdesak-desakan dalam dengan suasana panas menyengat. Tapi mudah-mudahan sih nggak kenapa-kenapa,” ucap isteriku lagi.
“Ya sudah, kalau begitu naik bajaj saja,” jawabku ringan.
Pertemuan hari ini ternyata diundur pekan depan. Kesempatan waktu luang ini kugunakan untuk menjemput isteriku. Entah kenapa hati ini tiba-tiba saja menjadi rindu padanya. Motorku sudah sampai di tempat isteriku mengaji. Di depan pintu kulihat masih banyak sepatu berjajar, ini pertanda acara belum selesai.
Kuperhatikan sepatu yang berjumlah delapan pasang itu satu persatu. Ah, semuanya indah-indah dan kelihatan harganya begitu mahal. ”Wanita, memang suka yang indah-indah, sampai bentuk sepatu pun lucu-lucu,” aku membathin. Mataku tiba-tiba terantuk pandang pada sebuah sendal jepit yang diapit sepasang sepatu indah.
Dug! Hati ini menjadi luruh.
“Oh….bukankah ini sandal jepit isteriku?” tanya hatiku. Lalu segera kuambil sandal jepit kumal yang tertindih sepatu indah itu. Tes! Air mataku jatuh tanpa terasa. Perih nian rasanya hati ini, kenapa baru sekarang sadar bahwa aku tak pernah memperhatikan isteriku. Sampai-sampai kemana ia pergi harus bersandal jepit kumal. Sementara teman-temannnya bersepatu bagus.
“Maafkan aku Maryam,” pinta hatiku.
“Krek…,” suara pintu terdengar dibuka. Aku terlonjak, lantas menyelinap ke tembok samping. Kulihat dua ukhti berjalan melintas sambil menggendong bocah mungil yang berjilbab indah dan cerah, secerah warna baju dan jilbab Bundanya. Beberapa menit setelah kepergian dua ukhti itu, kembali melintas ukhti-ukhti yang lain. Namun, belum juga kutemukan Maryamku. Aku menghitung sudah delapan orang keluar dari rumah itu, tapi isteriku belum juga keluar. Penantianku berakhir ketika sesosok tubuh berabaya gelap dan berjilbab hitam melintas. “Ini dia mujahidahku!” pekik hatiku.
Ia beda dengan yang lain, ia begitu bersahaja. Kalau yang lain memakai baju berbunga cerah indah, ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh pula warnanya. Diam-diam hatiku kembali dirayapi perasaan berdosa karena selama ini kurang memperhatikan isteri.
Ya, aku baru sadar, bahwa semenjak menikah belum pernah membelikan sepotong baju pun untuknya. Aku terlalu sibuk memperhatikan kekurangan-kekurangan isteriku, padahal di balik semua itu begitu banyak kelebihanmu, wahai Maryamku. Aku benar-benar menjadi malu pada Allah dan Rasul-Nya. Selama ini aku terlalu sibuk mengurus orang lain, sedang isteriku tak pernah kuurusi. Padahal Rasul telah berkata: “Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya.”
Sedang aku? Ah, kenapa pula aku lupa bahwa Allah menyuruh para suami agar menggauli isterinya dengan baik. Sedang aku terlalu sering ngomel dan menuntut isteri dengan sesuatu yang ia tak dapat melakukannya.
Aku benar-benar merasa menjadi suami terzalim!
“Maryam…!” panggilku, ketika tubuh berabaya gelap itu melintas. Tubuh itu lantas berbalik ke arahku, pandangan matanya menunjukkan ketidakpercayaan atas kehadiranku di tempat ini. Namun, kemudian terlihat perlahan bibirnya mengembangkan senyum.
Senyum bahagia.
“Abi…!” bisiknya pelan dan girang. Sungguh, aku baru melihat isteriku segirang ini.
“Ah, kenapa tidak dari dulu kulakukan menjemput isteri?” sesal hatiku.
***
Esoknya aku membeli sepasang sepatu untuk isteriku. Ketika tahu hal itu, senyum bahagia kembali mengembang dari bibirnya. “Alhamdulillah, jazakallahu…,”ucapnya
dengan suara tulus.
Ah, Maryam, lagi-lagi hatiku terenyuh melihat polahmu. Lagi-lagi sesal menyerbu hatiku. Kenapa baru sekarang aku bisa bersyukur memperoleh isteri zuhud dan ‘iffah
sepertimu? Kenapa baru sekarang pula kutahu betapa nikmatnya menyaksikan matamu yang berbinar-binar karena perhatianku?
____________________________
Rasulullah Muhammad SAW telah berkata: “Yang terbaik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya.”
Maka berbaiklah kepada keluargamu.
Like & Share agar cerita ini bermanfaat utk orang lain


Just Share dari FB Temen

MUADZIN GILA

Dari FB temen
MUADZIN GILA...!!!
Suasana sebuah kampung
tiba-tiba heboh, karena pd saat jam 22.00 terdengar adzan berkumandang dari sebuah mushalla setempat melalui pengeras suara yang memecah keheningan malam.
Warga berbondong-bondong mendatangi mushalla itu meski mereka sudah tahu siapa yang melakukannya...
Mbah Sadi, suaranya sudah dikenal dikampung itu, umurnya sudah mencapai kepala tujuh.
Warga dipenuhi pertanyaan, mengapa Mbah Sadi adzan pada jam sepuluh malam..??
Ketika warga sampai di pintu mushalla, Mbah Sadi baru selesai adzan dan mematikan sound system. “Mbah tahu gak, jam berapa sekarang..??” kata Pak RT. “Adzan apa jam segini, Mbah..??” “Jangan-jangan Mbah sudah ikut aliran sesat,” sambar Roso dengan nada prihatin. Sekarang banyak betul aliran macam-macam. “Ah, dasar Mbah Sadi sudah gila. “Kalau nggak gila, mana mungkin adzan jam segini..??” “Kalian ini......,” jawab Mbah Sadi tenang. “Tadi, waktu saya adzan Isya, tidak seorang pun yang datang ke musholla. Sekarang saya adzan jam 10 malam, kalian malah berbondong-bondong kemushalla. Satu kampung lagi...!!! Kalo gitu... SIAPA YANG GILA....???” Wargapun pulang satu persatu tanpa protes lagi. Termasuk Pak RT yang kemudian menjauh perlahan-lahan, tak berani melihat wajah Mbah Sadi. Mawas diri...dipanggil dan di ingatkan yg baik2 kadang2 kita tdk mau mendengarkan. Bahkan di panggil untuk sholat saja, kita tak sempat datang. Tetapi begitu ada kesempatan mem-bodoh2kan dan memarahi orang, kita menyempatkan diri...... Sampaikan PESAN penting ini ke teman-teman lainnya ya.. "Semoga yang share/berbagi di permudah segala urusan antum ya" - diambil dari PLUSS GROUP

Sabtu, 14 November 2015

zz

baru selesai record acara seminar..
lumayan pegel dari jam 8.45-16 sore..

coba buka fb
Hold no comment ..


20

20

Entah apa yg akan terjadi..
terasa lama skali
...

Selasa, 10 November 2015

25

25

10-30

akan jadi hari-hari yang lama dan sepi

___________________________

jangan takut hati ini luka,
karena luka dihati ini insya Alloh akan sembuh.
karena Alloh akan kasih obat untuk luka ini. Insya Alloh

Selasa, 03 November 2015

me


1. Sholat wajib 5 waktu diusakan di awal waktu,
2. Dzikir setelah sholat
3. Sholat sunnah Dhuha dan Tahajud
4. One day one juz
5. Sodaqoh
and finaly..

6. dari tanggal 10-30 Nov tidak ada komunikasi, no bbms, no sms, no telp, no wa.

and lets see what happen in 1st Dec.

Minggu, 01 November 2015

30 days Countdown

Lets start 30 days countdown.
and lets see what happen after.
whatever, I am feeling so happy :-)
thank u

Bismillah ..
Tuntunlah kami slalu dijalan-Mu, Ya Alloh

Jumat, 16 Oktober 2015

be Strong

Setiap masalah, cobaan semuanya agar membuat semakin kuat.
kuatkan lahir kuatkan batin
semua dari Alloh dan akan kembali pada-Nya.

Be Strong!

Senin, 05 Oktober 2015

Bidadari Berhijab

Bidadari itu tak bersayap,
tapi berhijab.
:) :)

Bidadari Tak Bersayap*
By : Ukmi_Mazada

Permata anggun Memancar Jernih
Bagai Bumi Tergenggam langit
Terang Benderang di Angkasa Hati
Berbalut pelangi Cerah Berseri

Surya tak akan mampu Menjamahnya
Kan Terjaga tetap Bercahaya
Angin tak akan bisa Merabanya
Terlindungi dari segala Bahaya

*)
Bidadari Saat ini
Tak lagi bagai Peri
Dan Juga Tak Bersayap
Mereka "Hanya" Berhijab

Senin, 28 September 2015

Asap

Kemarin, waktu kembali lagi ke Jakarta naek bis lewat tol Cipali. Disekitar subang ada asap (pembakaran ilalang dilahan disekitar samping tol) masuk ke badan tol sehingga masuk ke bis juga. Tidak lebih dari 30 detik asap itu masuk kedalam bis, tapi sudah cukup membuat tidak nyaman di pernapasan. padahal cuma kurang dari 30 detik.
Bagaimana dengan saudara kita yang dipekanbaru?
Mereka sudah 2 bulan ini hidup dengan asap disekitarnya tidak hanya hitungan detik, menit, jam, hari lagi.. tapi sudah berbulan-bulan. mereka diwajibkan untuk menghirup asap hasil pembakaran lahan hutan. Tidak bisa dibanyangkan bagaimana tidak nyamanya.. banjir masih bisa dihindari dengan pindah ketempat yang lebih tinggi.. lah ini asap yang menyatu dengan udara.. mau pake maskerpun tetep saja terhirup.. mau tinggal dirumahpun tetep aja masuk dan terhirup.
Tolong dong ke pada ibu mentri untuk lebih serius lagi menangani ini.. kepada bapak/ibu gubernur/walikota itu wilayah anda, masyarakan anda.. anda-anda mungkin bisa keluar dari sana, menyewa hotel untuk tempat tinggal sementara anda dan keluarga. Bagaimana dengan masyarakat yang lain??? 
Investor didatangkan untuk mengolah sumberdaya dengan tujuan utama memajukan kesejahteraan masarakat.. kalau investor datang hanya untuk mengeruk keuntungan dan merusak lingkungan yang berdampak pada kesengsaraan rakyat ya buat apa?
kalau lingkungan sudah rusak tidak hanya masyarakat/generasi sekarang yang menderita, tapi generasi selanjutnya juga akan terdampak.
Semoga masalah ini bisa terselesaikan dengan segera..
jangan sampai masyarakat pekanbaru dan sekitarnya sampai berevolusi jadi penghirup karbon, bukan lagi oksigen.
#saveRiau

Selasa, 22 September 2015

Kamis, 07 Mei 2015

nn


"Kalau hati tenang, tidak ada yang galau. Tuhan itu tidak pernah ribet, kita saja yang ribet. Biasanya orang yang sakit parah akan berteriak: Oh God, why me (ya Tuhan,mengapa saya)? Terus kalau Tuhan bilang: Why not (mengapa tidak)? Skakmat kan." - Pepeng


Minggu, 26 April 2015

QS. Al Baqarah: 216

 
“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)

Perbaiki diri.
Kalau merasa ada yang belum dikasih,
Mungkin memang belum saat nya.
Mungkin memang belum siap.
Perbaiki diri.

Rabu, 08 April 2015

Quote

"Walau seseorang kehilangan jalan hidupnya, tak berarti dia tersesat selamanya. Terkadang kita semua memerlukan bantuan kecil"

“Tak peduli seberapa menakutkannya, penderitaan itu akan membuatmu lebih kuat. Jika kamu merelakan dirimu merasakannya, menerimanya tanpa melemah, itu akan membuat dirimu jauh lebih kuat dari yang pernah kau bayangkan. Itu adalah anugerah yang kita miliki sebagai manusia, dan kekuatan menahan penderitaan itu berasal kekuatan lain yang bernama harapan.”

Senin, 16 Maret 2015

Rabu, 11 Februari 2015

z


kalau ibarat naik kendaraan (bis)..
udah tau naik kendaraan yang salah dan jurusan yang salah, tapi masih tetep dinaikin dan terus ikut kemana kendaraan itu pergi..
tanpa ada usaha untuk berhenti dan mencari kendaraan yang benar dan tujuan yang benar.
berputar putar terus..
berjalan terus semakin jauh.. dan semakin jauh.
membuat semakin sulit berhenti..
entah sampai kapan..
mungkin sampai bensih habis...
mungkin sampai sopirnya bosan dan nyuruh turun..
atau...
berhenti sekarang..
memperbaiki semuanya memilih kendaraan yg sesuai dengan jurusan yang sesuai..
sebelum semuanya terlambat.
entahlah.

Surah Al Ikhlas




Jumat, 06 Februari 2015

Kamis, 22 Januari 2015

z

Sabar dan harus sabar..
ini mungkin jalan hidup yang harus dijalani..
pahit atau manis harus di jalani,, di hadapi..
Nikmati prosesnya.. hasil akhir serahkan pada yang Maha Kuasa..

sampai kapan?.. entahlah

#kuatkan iman ini Yaa Hayyu Yaa Qoyyum

Selasa, 20 Januari 2015

-

engga tau harus bagaimana lagi..
sampai kapan akan seperti ini..
ini memang salahku, tapi bukankah suatu kesalahan bisa diperbaiki..

Ibu..
maafkan anakmu yg belum bisa membahagiakan mu.

Yaa Allah..
Hamba mohon petunjuk-Mu
Tuntunlah hamba ke jalan-Mu yang lurus..

Senin, 19 Januari 2015

zzz

If I hurt you ...
It's not what I wanted.
I'm sorry.

Luph you.

noone

Ya Alloh.. Lindungilah hambamu ini.
Berilah petunjuk-Mu
Jalan keluar terbaik dari setiap masalah yang ada.


Home Again

Bismillah Waktunya pulang.. Alhamdulillah